MITIGASI

TIPS AMAN MENGHADAPI GEMPA BUMI
Ada sejumlah langkah untuk menyelamatkan diri dari guncangan gempa. Langkah-langkah tersebut bisa kita lakukan ketika gempa mengguncang dan saat kita berada di luar maupun di dalam ruangan. Inilah tips menghadapi guncangan gempa.

Usahakan berdiri di dinding paling luar, sehingga ada ruang kosong di dekat Anda. Jangan hanya menunduk atau berlindung di bawah benda, misalnya meja. Jangan berlindung di dalam mobil. Berbaringlah di sisi kendaraan.

Juga jangan berdiri di belakang pintu. Sebab, jika roboh pintu bisa menimpa Anda. Berlindunglah di samping benda besar yang akan remuk sedikit namun akan menyisakan ruang yang besar, seperti sofa.

Jangan lari melalui tangga karena tangga adalah bagian bangunan yang mudah rusak. Jangan berlindung di bawah tempat tidur, namun bergulinglah ke samping tempat tidur.

Jika Anda sering mengalami gempa, tipe konstruksi yang paling baik adalah kayu karena bersifat lentur. Jika runtuh, akan menyisakan banyak ruang yang aman. (Sumber : metrotvnews.com)

MENGHADAPI TSUNAMI
Tsunami adalah kata berbahasa Jepang yang berarti gelombang ombak lautan (tsu artinya lautan, nami berarti gelombang ombak). Tsunami adalah serangkaian gelombang ombak raksasa yang timbul karena adanya pergeseran di dasar laut akibat gempa bumi. Gempa yang terjadi di Aceh dan Sumut mencapai 9,3 skala Richter. Jadi, tsunami memang identik dengan gempa yang terjadi di dasar laut, bukan di daratan. Gelombang ombak yang ditimbulkan memiliki kecepatan 600 mil per jam (hampir 1.000 km per jam) atau sama dengan kecepatan rata-rata pesawat udara. Tinggi gelombang bisa mencapai 6 sampai 14 meter untuk ukuran rata-rata, tapi bisa juga mencapai 30 meter. Gelombang tsunami bisa menghantam daratan selama 5 sampai 30 menit.


Kalau gelombang ombak datang, kita nyaris tidak sempat melarikan diri. Sedemikian besar dan cepatnya, gelombang ombak ini dapat melintasi lautan luas, termasuk Lautan Pasifik. Jadi, gelombang tsunami yang terjadi di Pulau Sumatra mencapai India, Sri Lanka, Thailand, dan beberapa negara di Asia Timur dengan kekuatan yang sama. Memang tidak semua tsunami bersifat mematikan, ada juga yang kecil atau bersifat lokal. Tsunami yang besar dapat menghancurkan sebuah kota.
Meski begitu, tidak salah jika semua kita senantiasa memiliki kesiapan dini untuk menghadapi Tsunami. Konon lagi jika Tsunami akibat gempa itu justru terjadi di wilayah kita sendiri. Berikut tips sederhana menhadapi kemungkinan tsunami berdasarkan rekam kisah pengalaman dan pembelajaran di Aceh.
1. Kenali Wilayah atau Daerah.
Menjadi sangat penting untuk mengetahui keadaan daerah sendiri atau daerah tempat keberadaan saat ini. Jika ternyata rawan gempa atau berdekatan dengan daerah rawan gempa maka penting pula diketahui mana daerah dataran rendah dan mana daerah dataran tinggi. Juga penting diketahui gedung-gedung atau pohon-pohon besar yang bisa dijadikan sebagai lokasi penyelamatan dan sekaligus mengetahui jalur aman dan tepat untuk menghindar. Jangan sampai justru berlari ke arah yang mendekat ke lautan. Hal ini penting karena daya kejar gelombang tsunami sangat kencang.
Dalam kasus tsunami Aceh banyak sekali anggota masyarakat yang kalah kencang dengan kejaran tsunami. Daya cengkram gelombang tsunami juga sangat kuat sehingga mereka yang tidak punya pengalaman berenang di laut akan sangat mudah lemas dan akhirnya kalah.
2. Berusahalah untuk Tetap Tenang.
Kepanikan adalah kekalah yang dipercepat. Jika gempa besar terjadi dan apalagi jika disertai dengan bunyi alarm peringatan tsunami maka kepanikan sangat mudah melanda banyak orang. Kalau sudah panik maka orang-orang akan mudah berteriak, berlari kesana kemari, dan akhirnya berdesak-desakan dijalanan karena semuanya ingin mencari selamat.
Kepanikan justru membuat ruang gerak menjadi semakin sempit dan umumnya akan mudah diserang disorientasi ingatan. Tidak tahu harus melakukan apa dan hendak kemana. Disinilah kecelakaan bisa saja terjadi. Mereka yang membawa kendaraan akan lebih memilih untuk tancap gas dan kerap mengabaikan orang-orang di kiri kanan yang sama paniknya. Ingat, dalam keadaan tertentu kepanikan bisa saja dimunculkan oleh orang-orang yang memiliki maksud tertentu (penjahat penjarah).
3. Bawa Barang yang Tidak Menjadi Beban.
Jika sudah yakin atau sudah memilih untuk mencari keselamatan ada baiknya untuk tidak berpikir membawa banyak barang. Jangan berpikir untuk bawa komputer atau laptop agar bisa menulis di kompasiana dulu. Kalau pun mau membawa maka bawalah yang memang sangat diperlukan dan tidak memberatkan. Alat komunikasi seperti hape sebaiknya jangan ditinggalkan. Tapi juga jangan berusaha untuk kembali lagi ke rumah hanya gara-gara hape ketinggalan ketika sudah hampir sampai ke tempat atau daerah yang aman. Biarkan hape tinggal dan tidak akan ada yang mau membaca sms dan melihat gambar simpanan. Kalau tsunami datang hape pasti basah dan rusak.
4. Lakukan Kontak Komunikasi.
Berkomunikasi dengan pihak luar jika mempunyai alat komunikasi sesegera mungkin karena bisa jadi akan segera terputus. Komunikasi menjadi penting agar pihak luar bisa segera mengambil langkah-langkah memberi bantuan dan juga berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.
5. Setelah Sedih, Segera Bangkit.

Sedih dan menangis wajar tapi jangan sampai kehilangan kendali pada emosi. Gempa pasti akan membawa kerusakan yang hebat pada banggunan dan tsunami yang kuat juga akan menambah daya rusak. Jangan putus asa dan mulailah melakukan hal-hal kecil yang mungkin dan bisa untuk dilakukan. Berserah dirilah kepada Tuhan dan berdoa agar bencana ini bukan kutukan melainkan sebuah ujian dari kemanusiaan kita yang masih hidup di atas bumi.
Tentu masih banyak tip-tip lain yang masih bisa disampaikan misalnya pentingnya mengetahui lebih banyak informasi terkait dengan pengetahuan tsunami itu sendiri. Karena itu kepada yang punya pengalaman dan keahlian diharapkan juga untuk senantiasa berbagi pengalaman dan pengetahuannya agar semua pihak dapat menghadapi tsunami dengan lebih baik sehingga bencana kemanusiaan akibat gempa dan tsunami dapat diperkecil, bila perlu ditiadakan. (Sumber : www.edukasi.kompasiana.com dan www.g-edukasi.com)