Kamis, 02 Juni 2011

Merapi Belum Paripurna Masih Ada Ancaman Bahaya Sekunder


Kondisi Gunung Merapi saat ini belum bisa dikatakan paripurna. Karena merapi bisa dikatakan paripurna apabila sudah terbentuk kubah lava yang baru. Untuk itu adanya bahaya sekunder, seperti lahar masih akan terjadi bahkan kemungkinan belum akan selesai pada tahun 2011.
“Banyaknya fase yang masih muncul, serta adanya suara gemuruh kemungkinan besar dikarenakan merapi sedang membentuk kubah baru,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dr Surono, disela-sela acara semiloka nasional dengan tema “Urgensi Pendidikan Mitigasi Bencana di Indonesia yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rabu (11/5).
Surono menyatakan, jumlah material yang jatuh kearah magelang cenderung lebih halus dibandingkan dengan yang ke arah selatan. Akibatnya apabila terkena hujan dengan intensitas sedang sampai tinggi lebih mudah menjadi lahar dingin. Sementara yang ke arah selatan materialnya cenderung lebih kasar (awan panas) sehungga dibutuhkan tenaga (energi) yang lebih kuat untuk mendorong.
“Memang letusan merapi bisa dikatakan yang paling besar dalam abad ini jadi segala sesuatunya sedikit berbeda. Kalau ditanya apakah merapi akan meletus dalam 4 tahun mendatang, kemungkinan itu ada. Tapi kapan tepatnya akan meletus saya tidak tahu,” terang surono, seraya menambahkan saat ini kondisi alam sulit ditebak jadi yang bisa dilakukan adalah melakukan pendekatan sehingga dapat melakukan antisipasi.
Lebih lanjut Surono menambahkan, dampak yang ditimbulkan dari adanya erupsi merapi menimbulkan kerusakan cukup serius. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya hutan yang hangus terbakar dan jurang yang tertututp material gunung merapi. Padahal untuk memulihkan daerah yang terkena awan panas tersebut dibuktikan waktu yang cukup lama. Bahkan pada letusan berikutnya diprediksikan kondisi tersebut belum bisa pulih.
“Pohon yang rusak terbakar dan jurang yang sudah penuh material akan menjadi jalan tol bagi luncuran awan panas. Padahal pada 4 atau 5 tahun mendatang saya tidak terlalu yakin jurang di daerah tersebutbisa kosong dan pohon sudah tumbuh tinggi. Akibatnya seandainya ada awan panas, meski jarak luncurnya hanya 6 km (seperti 2006) akan lebih udah sampai ke bawah karena tidak terhalang sungai dan jurang,” jelasnya.
Menurutnya, walaupun kondisi merapi sudah mereda tapi Surono mengimbau agar masyarakat mematuhi daerah-daerah yang dinyatakan rawan dan tidak layak huni oleh BNPB. Walaupun bukan seperti daerah yang dinyatakan bahaya tidak bisa ditempati, namun akan lebih baik kalau masyarakat mentaati BNPB. Sebab meski pemerintahan daerah sudah melakukan latihan penanggulangan bencana dan sosialisasi, kalau warningnya terlambat tetap membahayakan masyarakat.
( Sumber : Kedaulatan Rakyat (12/05/2011) Hal: 20, Kolom : 3-7 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar